CERPEN
Sekali Berarti Maut Menjemput By Linda Safarlina, S. Pd. Pak Masdar menutup buku khutbahnya. Padahal ia belum selesai membaca. Rupanya ada yang mengganjal di hatinya, tema yang akan dibawakan Jumat lusa tentang menyantuni anak yatim. Sebulan yang lalu tetangganya ada yang menjadi yatim. Namanya Taufik Hidayat. Ia baru kelas VI Madarasah Ibtidaiyah. Bandelnya luar biasa. Setiap kali marah dan bertengkar dengan teman ia akan pulang ke rumah mengambil benda tajam seperti pisau, golok, atau pun sabit untuk melukai temannya atau siapa saja yang bikin marah. Tidak pandang bulu, guru pun ia lawan. Kalau Taufik marah dan mengamuk suasana madrasah jadi kacau. Siswa-siswa berlarian mencari perlindungan. Meja-meja dan kursi-kursi di kelas jadi sasaran. Digulingkannya semua. Selama ini yang bisa menaklukan hati dan tenaganya hanya ada dua orang. Bapaknya dan Pak Sarana, Kepala Madrasah. Pak Masdar selaku komite madrasah ...