CERPEN SISWA



Cerpen (juara dua lomba penulisan cerpen)
K M
Oleh Laely Nurokhmah

2013.
Hei! Perkenalkan, namaku Faishal. Lengkapnya Faishal Dzaki. Aku adalah siswa kelas XI IPA. Kata orang, masuk jurusan IPA adalah sebuah prestise tersendiri karena katanya anak IPA itu cerdas-cerdas! Tapi bagiku biasa-biasa saja! Sama saja! Aku juga tidak tahu mengapa aku bisa masuk jurusan IPA. Kau tahu kawan nilai ulangan Fisikaku kelas X lalu? Dengan KKM 75 aku hanya bisa mendapat angka 35! Dan kau tahu berapa nilai Fisikaku di raport kemarin? 85! Hebat bukan?! Pertanyaannya, dari mana kudapatkan tambahan 50 itu? Jawabnya mudah saja, bukan karena guruku yang salah memasukkan nilai tapi karena aturan. Saat kukonfirmasi ke guru Fisikaku, dengan santainya beliau justru menjawab, “Kalau nilai UN-mu 35 tapi nilai raportmu 85 kamu masih bisa lulus, tapi kalau nilai UN dan raportmu 35? Kamu akan menjadi siswa abadi.”  Ooh...karena aturan baru untuk standar kelulusan itu nilai raport ikut menentukan, jadi nilai raport bagi siswa sepertiku harus disulap dulu ya biar bisa pasang spanduk SUKSES UN! LULUS 100%! Cerdas! Cerdas! Terima kasih Pak Guruku yang telah menyumbang nilai padaku.
Oya,  kawan! Kau mau kuajari kiat menjadi orang sukses1 di negeri ini? Bukan hanya sukses UN saja, tapi lebih luas! Ya, menjadi orang sukses di negeri ini. Kau bisa jadi polisi, pegawai pajak, politisi, anggota dewan, menteri, bahkan presiden! Tapi, kau mau tidak kuberitahu bagaimana caranya? Sebenarnya mudah saja kawan. Eemm...tapi nanti dulu, aku ingat-ingat dulu. Soalnya cara ini kudapatkan di akhir pelajaran saat SD dahulu, sedang sekarang aku sudah kelas 2 SMA, maklumlah anak zaman sekarang kan mudah melupakan materi pelajaran. Tapi tenang saja, materi ini termasuk favoritku kok. Jadi, aku akan cepat mengingatnya. Sebentar, sebentar... . Eemm... . Aha!
###
Dulu, ketika aku kelas 6, tahun 2008, pemerintah mulai memberlakukan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional atau dikenal dengan UASBN bagi siswa SD. Mendekati hari ujian, guru kelasku masuk ke kelas, pintu dikunci, jendela ditutup, tirai diturunkan, dan lampu dinyalakan lalu menyuruh kami sekelas untuk membuka telinga lebar-lebar. Selang beberapa saat, beliau mulai berbicara, “Anak-anak yang ibu cintai, tahun ini adalah tahun pertama diadakannya UASBN untuk sekolah dasar. Kalian tentu sudah tahu karena ibu sudah berkali-kali memberitahu, kalau nilai kalian nanti dibawah 5, kalian tidak akan lulus.” Ibu guru sejenak menghentikan bicaranya. Lalu dengan menghela nafas, beliau melanjutkannya. Kami masih mendengarkan dengan seksama dan dalam tempo yang cukup lama.
“Anak-anak, hasil try out kalian selama ini masih banyak yang nilainya di bawah 5. Untuk itu agar kalian bisa sukses dan lulus, ibu mohon dengan sangat  kesediaan anak-anak yang ranking 1 sampai 10, membantu teman-temannya. Ya...?” Ibu guru menengok ke arah Rani, temanku pelanggan ranking satu. Kemudian meneruskan pandangannya ke arah Anjar, Kuat, Dwi, Sarah, Santi, dan deretan teman-temanku yang masuk peringkat 10 besar. Kepadaku? Ah, aku ini termasuk yang harus dibantu kawan.
“Caranya seperti ini, misal kamu Dzaki... “ Bu guru melirik ke arahku, kemudian menjelaskan bagaimana cara agar aku dan teman-teman yang kurang cerdas bisa meminta bantuan saat ujian nanti.
“Dzaki, kamu pura-pura bertanya pada pengawas, terserah tanya apa saja yang penting jangan tanya jawaban pada pengawas. Acungkan tangan, tapi acungan tanganmu itu memberitahukan nomor soal yang akan kamu tanyakan jawabannya pada teman-teman yang ranking 1 sampai 10. Dan kalian yang ranking 1 sampai 10, harus langsung tanggap saat ada teman kalian yang bertanya pada pengawas. Saat Dzaki selesai bertanya, giliran kalian yang bertanya. Saat pengawas sedang menjelaskan hal yang kalian tanyakan, kalian langsung memberikan jawabannya pada Dzaki.”
Mendengar penjelasan panjang Bu Guru rupanya Anjar masih bingung, akhirnya dengan polos dan sedikit takut ia memberanikan diri  bertanya.
“Bu, tapi gimana caranya saya kasih jawaban ke Dzaki biar nggak ketahuan pengawas? Kan kalau ketahuan malah saya yang nggak lulus.”
“Pertanyaan yang bagus, Njar. Jadi begini caranya, jawabannya pakai kode. Kita tetapkan saja kodenya, pensil untuk jawaban A, penghapus untuk jawaban B, pulpen untuk jawaban C, dan penggaris untuk jawaban D. Nanti kalau jawabannya A kamu angkat pensilnya, kalau jawabannya B kamu angkat penghapusnya, kalau jawabannya C kamu angkat pulpennya, nah kalau jawabannya D kamu angkat penggarisnya. Begitu ya? Setuju anak-anak?”
“SETUJU!” sorak aku dan yang memiliki kemampuan setara denganku. Tapi tidak bagi Rani. Dan hari itu pun aku belajar cara menjadi sukses. Dengan menyontek. Tak akan kulupakan hingga akhir hayatku. Saat ujian berlangsung, strategi Bu Guru benar-benar manjur. Hasilnya adalah kelulusan kami sekelas. Kau tahu kawan berapa rata-rata nilai UASBN-ku?  8,0! Dengan nilai Bahasa Indonesia 9,2 hasil sumbangan dari Rani dan Dwi. Hebat bukan?!
Dengan nilai tersebut, akupun melenggang masuk ke SMP Negeri terfavorit se-kabupaten. Dengan bekal cara yang ku pelajari saat kelas 6, KM2-ku makin berkembang. Bahkan lebih dahsyat dari saat SD dulu. Aku selalu membawa catatan kecil saat ulangan, di bawah krah baju, di dalam dasi, di dalam kaus kaki, dan di dalam sepatu. Dan hasilnya aku selalu sukses. Tapi bukan karena hal itu saja, kata ibu sebelum mengerjakan soal aku harus berdo’a dulu agar aku dapat mengerjakannya dengan mudah. “Bismillahhirrohmaanirrohiim....” ucapku lirih setiap kali akan mengaktifkan KM-ku. Doa supaya bapak-ibu guru tidak melihatku menyontek. Ups!
###
April 2011, UN SMP.
Ujian memasuki hari ketiga, aku bahagia karena sejak ujian hari pertama KM-ku berkembang pesat. Ditambah lagi cara baru dari guru Seni Musikku, ya walaupun aku sangat muak melihatnya yang tidak pernah benar-benar mengajar, kerjanya hanya masuk kelas lalu izin pergi dan meninggalkan tugas. Itu terjadi hampir setiap pertemuan, menyebalkan! Jika mengajarpun yang diajarkan hanya cara memainkan recorder untuk lagu Syukur, membosankan! Tapi bolehlah ku katakan jitu juga caranya.
”Jika takut membuka catatan kecil di ruang ujian, minta izinlah ke toilet, sampai di toilet kunci pintu rapat-rapat nyalakan kran dan dengan perlahan buka catatan, hal ini untuk menghindari ketahuan oleh pengawas ujian yang dikhawatirkan mengikuti kalian dari belakang. Satu lagi, setelah kembali ke ruangan kerjakan dengan biasa saja agar pengawas tidak curiga, dan jangan ulangi ke toilet di hari yang sama untuk menghindari namamu ditulis di berita acara.” Paparnya 3 hari sebelum ujian. Dan sejak hari pertama kami sekelas berhasil mempraktekkannya. Aku jadi tahu kalau ternyata menyontek itu sangat mengasyikkan jika dilakukan bersama-sama. Kalau biasanya guru melarang untuk menyontek, khusus untuk ujian larangan itu dengan mudah dilanggarnya karena justru dianjurkan. Walaupun di tata tertib tertulis jelas  DILARANG MENYONTEK! Tapi siapa yang peduli? Ah, cuma tulisan. Toh peraturan dibuat untuk dilanggar  atau dikerjakan.
Dan tibalah hari kelulusan, aku sangat bahagia! Bahasa Indonesiaku 9,6! Rata-rataku 8,45! Dengan KM keduaku, aku sukses luar biasa kawan!

2014
“Hmm...5 hari lagi UN SMA. Berulang kali try out aku tak pernah lulus, Tuhan bagaimana ujianku nanti? Apakah aku harus mengaktifkan KM-ku kembali? Tapi dosaku sudah terlalu banyak, aku takut tak dapat hidup di surgaMu kelak.”
Kubuka buku pelajaran. Mencoba belajar. Tetapi belum genap 30 menit buku yang kubaca telah menutup mataku. Dimana aku sekarang? Semuanya gelap, tak ada bayangan. Aku bangkit. Aduh! Kepalaku membentur benda keras. Aku tak bisa berdiri.  Kucoba merangkak ke kiri, kepalaku terbentur lagi. Kucoba merangkak ke kanan, kepalaku menabrak benda keras lagi, dan kali ini luar biasa sakitnya. Aku tak bisa bergerak lagi. Tubuhku serasa lumpuh. Aku berteriak keras membahana meminta pertolongan tak ada yang mendengarnya. Kubaca segala doa yang kubisa, tak juga dating pertolongan. Napasku semakin sesak serasa hampir mati. Kukumpulkan kekuatan kakiku untuk melawan kelumpuhan ini. Satu..dua..tiga..dengan teriakan “Allah hu akbar!” kakiku berhasil mendobrak pintu ruang gelap yang memenjarakanku. “Aduh!” kakiku sakit luar biasa. Rupanya kakiku menendang kaki dipan. Tulang gares ini memar. Aku tertidur di kolong dipan kawan.
###
“Tuhan, 5 hari lagi UN dan aku belum menemukan strategi baru KM, tolong aku Tuhan. Izinkan aku bangun untuk membuat strategi baru yang lebih jitu.” Ratapku dalam hati.
###
Maret 2014, menjelang UN.
“Ya Allah yang Maha Pemurah, berikanlah kami kerukunan, kemudahan, dan kekompakan dalam mengikuti ujian nasional...” ucap petugas pembaca do’a di upacara pagi ini. Doa yang aneh, tapi aku aminkan saja.
Di akhir upacara, Pak Agus mengumumkan agar seluruh siswa kelas XII mengumpulkan nomor HP ke wali kelas masing-masing. Setelah pengumuman tersebut, peserta upacara langsung dibubarkan. Dan aku segera kembali ke kelas.
Ternyata sampai di kelas, Bu Ida, wali kelasku sudah menunggu. Beliau menyuruh kami sekelas untuk segera menuliskan nomor HP di kertas yang sudah disediakan. Aku sebenarnya masih bingung, untuk apa semua ini? Apa iya sekolah akan mengirimkan pulsa gratis ke seluruh siswa kelas XII sebagai hadiah hiburan sebelum UN? Asyiknya ?
“Bu, kalau boleh tahu nomor HP-nya untuk keperluan apa, ya?” tanyaku dengan suara malu-malu. Ah, laki-laki kok pemalu!
“Nanti di hari ujian juga kalian akan tahu.” Jawaban Bu Ida seperti menyiratkan sesuatu. Aku masih tetap penasaran, sangat penasaran.
Tiba di hari ujian, pagi sebelum berangkat ke sekolah sebuah pesan masuk ke ponselku.
Untuk semuanya saja, tolong HP dimodus pesawat karena ada kabar kalau tiap sekolah dipasang pelacak sinyal. Sebarkan ke yang lain demi sukses bersama UN 2014!
Ooh, gaya baru. Tenang saja aku sudah persiapkan semuanya, hari ini akan ku gunakan dengan sangat maksimal KM-ku. Aku pasti akan sukses dengan segala persiapan ini. Never ending nyontek!
###
Hei kawan! Saat ini aku telah terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia lho! Hebat kan? Tentu! Semua ini kan berkat KM-ku yang sangat jitu sehingga aku bisa lulus SMA dengan rata-rata 8,75 dan akhirnya aku pun diterima disini. Di PTN favorit di negeriku Indonesia. Saat ini aku sedang menaiki tangga kesuksesan, kawan. Oya, aku juga punya cita-cita untuk menulis buku tentang KM dan mengadakan training KM di berbagai daerah. Pasti aku akan terkenal seperti Ary Ginanjar dengan ESQ-nya dan aku akan menjadi master KM di Indonesia! Mungkin nanti aku akan membuat audisi Master KM Indonesia. Haha...aku bahagia!
###
April 2032, pagi ini aku terbangun dengan gembira mengawali hari menjadi menteri pendidikan di negeri ini. Kau tahu kawan? Semua ini berkat kecerdasanku yang luar biasa, mungkin setelah ini aku akan membuat kebijakan baru tentang pendidikan berbasis KM. Karena sudah terbukti dengan kecerdasan ini banyak orang-orang sukses bertebaran di muka bumi. Baik dengan KM murni atau KM terapan seperti korupsi. Aku juga akan segera merealisasikan niatku untuk membuat buku tentang KM, didalamnya akan kutuliskan semua langkah yang aku lakukan agar KM dapat berfungsi maksimal. Semuanya akan ku dedikasikan untuk negeri ini, agar semakin banyak lagi orang-orang sukses karena KM. Sepenuhnya untuk negeri ini.
###
Februari 2035, aku nyalakan televisi untuk menonton berita pagi. Ditemani secangkir teh hangat bersama ayah dan ibu serta istri dan kedua anakku. Ku tekan tombol power dan langsung terlihat siaran berita Seputar Jagad Raya. Berita pertama, “Saudara, setelah resmi menjadi tersangka kasus korupsi pengadaan buku KM, menteri pendidikan Faishal Dzaki akhirnya diseret ke KPM3 karena telah terbukti menyontek sejak kelas 6 SD. Dirinya mengaku...”
Televisi ku matikan. Keluargaku bersorak-sorai gembira.
Wah, namaku disebut lagi. Sudah seminggu ini namaku disebut oleh hampir semua pembaca berita di negeri ini. Hebat bukan? Tentu! Aku terkenal, kawan! Ini pasti berkat kecerdasanku yang luar biasa, semua ini karena KM. Wah, seharusnya mulai tahun ini tes IQ juga menyertakan tes KM didalamnya. Aha! Akan kubuat kebijakan baru setelah ini. Semua sekolah harus menerapkan kebijakan ini, dan akan ku pastikan kebijakanku dinikmati hingga pelosok negeri. Rugi kan kalau potensi besar untuk menjadi orang sukses di negeri ini tidak diketahui sejak dini?
###
Membutuhkan waktu satu tahun Pengadilan Tipitek4 memproses kasusku. Bagiku masuk Pengadilan Tipitek adalah sebuah prestise tersendiri, karena setelah dari sana aku akan digiring masuk ke hotel prodeo dan dikumpulkan bersama orang-orang elite di negeri ini. Kau tahu tidak? Saat ini aku sedang berbincang dengan Nazarudun yang sudah hampir 20 tahun menghuni hotel ini. Saat ku ceritakan kisahku, Nazarudun sangat terkesima. Katanya aku harus berterima kasih kepada orang-orang yang telah menghalalkan KM dikonsumsi pelajar di negeri ini. Tentu saja yang pertama kuucapkan terima kasih adalah guru kelas 6 SD, berkat bimbingannya aku kini menjadi orang sukses. Terimakasih Bu Guru yang telah mengajariku. Benar kata ibuku dulu, Guru itu digugu lan ditiru. Untung dulu aku ikuti cara-cara yang diajarkan Bu Guru, hingga akhirnya aku benar-benar cerdas dan punya KM diatas rata-rata. Senangnya  hatiku!
Terima kasih selanjutnya untuk teman-teman sesama aktivis KM, semoga kecerdasan ini luhur dan abadi. Terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Menteri Pendidikan yang telah memaksa guru kami kreatif menciptakan strategi KM hingga aku, jutaan pelajar, mahasiswa, dan manusia pada umumnya menjadi orang sukses. Oya, kawan kau ingin sukses sepertiku tidak? Kalau mau, rajinlah sekolah dan asahlah KM-mu mulai sekarang, dan menyonteklah seumur hidupmu agar kau bisa lebih sukses dariku. Tenang saja ini haram kok! Hahaha...
Aku gila ya? Ah, tentu tidak. Aku sangat cerdas! Aku punya kecerdasan luar biasa! Kau tahu kecerdasan apa kawan? Tentu saja kecerdasan menyontek! Hahaha...

Keterangan : 1sukses : saat ini orang di negeri ini menganggap orang sukses adalah orang yang mampu    mencapai jabatan dsn kedudukan tinggi yang bersifat duniawi.
2KM : kecerdasan menyontek.
3KPM : Komisi Pemberantasan Menyontek
4Pengadilan Tipitek : Pengadilan Tindak Pidana Menyontek

Komentar

Postingan populer dari blog ini

UH TEKS EDITORIAL 2019

SOAL TO DETIK-DETIK 2016 DG PEMBAHASAN

Soal UM Tahun 2017